Xpose tv.Live, Sidoarjo – Sekretaris Komisi D, Zahlul Yussar memberikan masukan penting tentang perlunya koordinasi lintas OPD di Kabupaten Sidoarjo
untuk integritas data di seluruh Kabupaten Sidoarjo. Rabu (21/5/25)
“Jangan sampai ada perbedaan data atar OPD. misalnya data keluarga sejahtera, keluarga pra sejahtera. Data dari Dinas Sosial Berbeda dengan
Data Dinas Tenaga Kerja, berbeda pula dengan data Dinas P3AKB. Masih banyak simpang siur data yang harus menjadi perhatian kita semua.
Kalau itu terjadi, bisa-bisa masyarakat miskin yang sebenarnya malah tidak terjangkau oleh program pemerintah. ” Kata Politisi muda yang juga
Ketua Partai Demokrat Sidoarjo itu.
Masukan Zahlul Yussar ini sempat diamini oleh puluhan kader PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa)
yang hadir dalam kegiatan Bimbingan Teknis
Operasionaliasi Sistem Informasi Keluarga (SIGA) di pendopo kecamatan Prambon, Rabu (21/05). Salah satu peserta bimbingan teknis ini kemudian
mengangkat kasus pemberian tambahan makanan telur yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Ketidakakuratan data malah membuat simpang siur pemberian bantuan makanan tambahan ini, kata salah satu peserta BImtek tersebut. Yang
seharusnya dapat tambahan makanan malah tidak mendapat, sedangkan yang lain malah mendapatkan beberapa kali.
“Itu salah satu contoh yang tidak boleh terjadi. Jangan-jangan nanti ada mereka yang pekerjaannya hanya duduk-duduk saja
mempermainkan data-data seperti ini, lalu dia selalu mendapatkan bantuan setiap kali ada bantuan dari pemerintah pusat, dari OPD,
dan bantuan lain-lain yang saat ini banyak diberikan oleh pemerintah.”
Zahlul meminta agar dalam pengisian data-data penting di aplikasi SIGA (Sistem Informasi Keluarga) ini, para kader tidak melupakan
koordinasi dan verifikasi dengan data-data yang ada di tingkat desa, agar tidak terjadi duplikasi atau bahkan perbedaan data.
Dalam kegiatan Bimtek SIGA ini hadir juga anggota Komisi D, DPRD Kabupaten Sidoarjo, H. Usman M.Kes. yang memberikan masukan penting
tugas-tugas kader PPKBD yang lebih banyak dituntut untuk memberikan sumbangsih pengabdiannya kepada negara, dibandingkan dengan hanya
sekedar mengejar sisi komersial atau mengejar imbalan uang dari program pemerintah yang tidak seberapa besarnya.
“Ihlas, dan Lebih kepada pengabdian dan juga sumbagsih untuk masyarakat, bangsa dan negara.” kata politisi PKB tersebut memberikan nasihat.
Sistem Informasi Keluarga (SIGA) sendiri adalah aplikasi yang digunakan untuk memantau tingkat kesejahteraan keluarga di seluruh Indonesia.
Aplikasi yang dibangun oleh BKKBN Pusat ini juga mencatat adanya potensi stunting, keikutsertaan dalam program keluarga berencana, dan berbagai
aktivitas keluarga sejahteran lainnya. SIGA sendiri menjadi salah satu aplikasi yang juga akan membantu pemerintan dalam mengambil kebijakan
dan keputusan tentang peningkatan kualitas keluarga di Indonesia.
(@LW)