Manado, XposeTV – Pemprov sulut luruskan kritik GMNI. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Utara, Steven Liow, secara tegas meluruskan kritik Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang dinilai prematur dan tidak komprehensif terhadap kinerja 100 hari Gubernur Yulius Selvanus Komaling dan Wakil Gubernur Victor Mailangkay (YSK–VICTORY). Dalam pernyataan resminya, Liow menegaskan Sulut bukan arena politik murahan, melainkan wilayah kerja nyata berbasis perencanaan strategis.
“Ritme kerja pemprov bukan sprint, tapi maraton berorientasi hasil. GMNI perlu memahami fase krusial penyusunan RPJMD 2025–2030 sebagai landasan pembangunan berkelanjutan,” tegas Liow. Ia menambahkan, kritik tanpa studi dokumen kerja dan pemahaman konteks lokal hanya menciptakan narasi bias.
Liow secara rinci mengklarifikasi bahwa 100 hari pertama YSK–VICTORY diisi aksi konkret: sinkronisasi lintas kementerian, realokasi anggaran efisien ke sektor strategis, pembukaan lahan persawahan di Bolaang Mongondow Raya, percepatan pembangunan irigasi Minahasa, serta penyusunan roadmap ketahanan pangan bersama kementerian teknis. “Rapat kami dari pagi hingga dini hari berfokus pada output, bukan pencitraan,” imbuhnya, menepis tudingan kerja seremonial.
Kadis Kominfo ini juga menolak keras metodologi perbandingan sembrono GMNI antarprovinsi. “Setiap daerah punya DNA kebijakan unik. Memaksa perbandingan dengan kacamata sempit adalah pengaburan fakta,” tegasnya. Ia mencontohkan pendekatan spesifik Sulut dalam mengintegrasikan potensi kelautan, pertanian pegunungan, dan pariwisata berbasis masyarakat yang tidak bisa diseragamkan.