XPOSE TV. Lombok Timur – Ketika mengajar matematika di salah satu SMA di Lombok Timur, ada salah seorang murid saya yang cukup nyeleneh. Setiap saya memberikan ulangan harian, dia mengumpulkan jawaban berupa puisi, bahkan pernah hanya angka-angka yang ditata seperti bait-bait puisi. Saya pura-pura bersikap biasa dengan apa yang dilakukannya, sehingga teman-temannya tidak tahu apa yang dia lakukan. Teman-temannya hanya tahu, dia ikut mengumpulkan jawaban, bahkan kadang-kadang paling dulu.
Sang murid ini selalu duduknya paling belakang, dia perempuan, biasanya perempuan duduk di depan atau paling tidak di tengah. Dia biasa duduk paling belakang, sendirian. Tidak punya teman duduk. Mungkin teman-temannya tidak mau duduk dengan dia, karena penampilannya yang tidak rapi, rambut agak pirang karena jarang dishampo, dia tidak pakai jilbab seperti teman-temannya. Baju sering lecek, tidak diseterika.
Baca juga
Suatu saat ketika saya memberikan latihan, murid sedang fokus mengerjakan latihan, saya mendekatinya, dan duduk di dekatnya. Saya tanya, “buku catatanmu mana? “. Dia berikan buku catatan nya, ” Ini, pak guru”.
Saya buka buku catatannya, kosong tidak ada catatan apa-apa. ” Kamu tidak pernah mencatat yang Bapak tulis? “. Dia menggeleng, ” Maaf Pak guru, saya tidak faham, makanya saya tidak catat”.