xposetv.live, Pohuwato — Upaya mendorong praktik penambangan yang lebih berkelanjutan kembali digaungkan oleh YR Team. Melalui pendekatan persuasif dan edukatif, YR Team mengajak para pelaku Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) untuk melakukan penimbunan kubangan-kubangan bekas galian yang sudah tidak produktif. Langkah ini lahir dari konsep besar yang diperkenalkan YR Team, yakni Ekonomi-Lingkungan atau “Ekoling”, sebuah gagasan yang menekankan keseimbangan antara peningkatan ekonomi masyarakat dan kelestarian ruang hidup.
Kubangan bekas galian PETI selama ini menjadi salah satu sumber kerusakan ekologis yang paling terlihat. Ketika ditinggalkan begitu saja, kubangan dapat memicu longsor, menjadi kolam air tercemar, hingga membahayakan keselamatan masyarakat. Karena itu, YR Team menilai bahwa rekultivasi sederhana melalui penimbunan adalah langkah konkret yang dapat dilakukan langsung oleh para pelaku usaha tambang.
Salah satu pemilik lokasi tambang di Kecamatan Dengilo, saat dikonfirmasi pada Senin (08/12/2025), mengakui bahwa langkah yang didorong YR Team ini memang penting dan sudah mulai dilaksanakan di lapangan.
“Kami di Dengilo sudah mulai melakukan penimbunan kubangan yang tidak dipakai lagi. Meskipun bertahap, tapi ini bentuk komitmen kami agar aktivitas tambang tidak meninggalkan masalah untuk masyarakat sekitar. Apa yang disampaikan YR Team itu benar, lingkungan yang rusak akhirnya merugikan kami sendiri juga,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa ajakan YR Team memberi perspektif baru bagi para pelaku usaha PETI: bahwa perolehan ekonomi tetap bisa berjalan tanpa meninggalkan jejak kerusakan yang berbahaya.
Ketua YR Team Kecamatan Dengilo, Iskandar Dalangko, S.IP., memberikan apresiasi atas respons positif para pelaku PETI yang mulai melakukan penimbunan. Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa kesadaran ekologis dapat tumbuh ketika komunikasi dibangun secara baik dan tidak mengedepankan pendekatan represif.
“Kami sangat mengapresiasi pelaku PETI di Dengilo yang mulai melakukan rekultivasi sederhana melalui penimbunan kubangan. Ini momentum penting yang menunjukkan adanya perubahan pola pikir. Bahwa ekonomi masyarakat tetap bisa berjalan, namun dengan prinsip tanggung jawab ekologis. Inilah esensi gerakan ‘Ekoling’ yang kami dorong,” ujar Iskandar.
Ia menambahkan bahwa YR Team akan terus melakukan pendampingan, edukasi, dan pendekatan komunitas agar praktik-praktik baik ini menjadi budaya baru dalam pertambangan rakyat.
Pemerintah Kecamatan Dengilo, melalui salah satu pejabatnya, turut memberikan apresiasi atas inisiatif YR Team yang tidak hanya mengkritisi dampak PETI, tetapi juga menawarkan solusi yang realistis dan dapat langsung diterapkan oleh para pelaku tambang.
“Atas nama pemerintah kecamatan, kami sangat mengapresiasi langkah YR Team. Mereka hadir dengan solusi, bukan sekadar protes. Mendorong penimbunan kubangan adalah langkah sederhana namun sangat bermanfaat, terutama untuk mencegah kerusakan lebih jauh. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menjadi teladan bagi kecamatan lainnya,” ujarnya.
YR Team selama ini dikenal aktif dalam aktivitas sosial, keagamaan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan mendorong gerakan Ekoling, YR Team memperluas perannya sebagai promotor keseimbangan antara ekonomi rakyat dan keberlanjutan lingkungan.
Langkah penimbunan kubangan bukan sekadar tindakan teknis, tetapi simbol kesadaran kolektif bahwa ruang hidup harus dijaga bersama. Inisiatif ini sekaligus membuka ruang baru bagi pemerintah, komunitas lokal, dan pelaku tambang untuk membangun kolaborasi yang lebih humanis dan berkelanjutan dalam mengelola potensi tambang rakyat.
Dengan demikian, YR Team kembali membuktikan dirinya sebagai penggerak perubahan—bahwa keberlanjutan membutuhkan keberanian moral, kesadaran sosial, dan aksi nyata dari masyarakat itu sendiri.




































