Kondisi Makanan Tidak Layak untuk Atlet
Kondisi makanan yang kurang bergizi tersebut semakin menambah kekecewaan para atlet. Dengan jadwal latihan yang padat dan tuntutan fisik yang tinggi, kebutuhan gizi para atlet seharusnya menjadi prioritas utama. Namun, makanan yang disediakan dianggap tidak sesuai dengan standar gizi yang layak bagi seorang atlet. Hal ini bisa mempengaruhi performa mereka dalam ajang Pra-PON dan bahkan di tingkat Pekan Olahraga Nasional (PON) di masa depan.
Para ahli kesehatan menyarankan agar atlet mendapatkan asupan makanan yang kaya akan protein, karbohidrat, lemak sehat, serta vitamin dan mineral yang memadai. Sayangnya, menurut pengakuan (RD), yang mereka terima hanya makanan ala kadarnya yang didominasi tempe, tahu, sayur, dan ayam dengan kualitas dan rasa yang tidak memuaskan. Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kebutuhan gizi para atlet tidak terpenuhi dengan baik, yang bisa berakibat pada penurunan performa fisik dan mental.
Kasus Uang Saku dan Makanan Atlet Jadi Sorotan
Kasus ini terjadi saat persiapan atlet Sulsel untuk mengikuti Pra-PON yang berlangsung di Bali pada 19-22 Oktober 2023. Para atlet yang seharusnya fokus pada latihan dan persiapan merasa kecewa atas ketidakjelasan distribusi anggaran serta buruknya kondisi makanan yang mereka terima. Hingga saat ini, belum ada penjelasan resmi dari pihak Dispora Sulsel mengenai alasan keterlambatan pencairan dana maupun klarifikasi terkait dugaan pemotongan uang saku para atlet.