Lebih lanjut, Ferdy Wijaya laporan IPL tidak transparan. Dimana awal dalam pembentukan paguyuban disaksikan ratusan warga saya sudah mengatakan, bahwa uang IPL, developer tidak berhak mengeluarkan 1rupiah pun. Dan yang bisa mengeluarkan bendahara, tapi tidak sembarang dalam mengeluarkan uang.
“Setiap kali mengeluarkan uang diluar pengeluaran rutin, tetap harus dapat persetujuan dari developer sehingga uang yang beredar di rekening IPL itu betul-betul terkontrol”, jelasnya Ferdy Wijaya
Lebih dalam, Ferdy Wijaya selaku Direktur perumahan alana regency tambak Osso menambahkan, bahwa dimana pemberitaan kemarin seolah-olah pihak developer melarang menggunakan vasum. Padahal faktanya aula, lapangan basket, musholla pun dipakai.
Sementara permasalahan utama itu, ada sekelompok warga yang mempermasalahkan kebijakan (IPL) luran pengolaan lingkungan. Dimana IPL sudah ditentukan oleh pengurus paguyuban bersama developer nilainya Rp. 100.000(seratus ribu rupiah) meliputi:
1. Gaji sekuriti
2. Kebersihan
3. Pengambilan sampah
“Itupun juga ada, PJU, Pemakaian vasum, ada lapangan futsal, kolam renang, itu free. Hanya membayar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) untuk 1 rumah. Dan ada uang duka, bahkan di dana IPL ada lebih setiap bulannya itu bukan buat pengurus. Itu kita kumpulkan misalnya, ada kegiatan HUT 17 Agustus, hari raya lebaran THR buat sekuriti”, imbuhnya.