“Dengan study tiru kita akan betul-betul belajar, mungkin ada strategi yang terlewat apalagi ini pasca pemulihan pandemi tentu cara-cara yang kita terapkan di zaman dahulu tidak bisa dipakai untuk zaman sekarang khususnya bagi perkembangan teknologi di era digitalisasi seperti ini, bagaimana pemasaran itu sudah melalui HP dan aktif di Medsos itu sangat penting,”katanya.
Ning Sasha mengatakan di era pandemi kemarin banyak bermunculan pedagang-pedagang baru. Para pedagang tersebut benar-benar memanfaatkan teknologi. Mereka berjualan hanya mengandalkan HP. Menurutnya di era digital saat ini, konsumen tidak melihat tempat pedagang berjualan. Konsumen hanya melihat produk yang ditawarkan dengan bagus melalui online. Promosinya bagaimana dan apa yang ditawarkan melalui media, itu yang dilihat pelanggan atau customer.
“Jadi saya rasa nanti penting untuk adanya study tiru, mungkin bisa dicari koperasi bagus dimana supaya kita bisa menerapkan khususnya di Kabupaten Sidoarjo agar nanti Kopwan ini bisa semakin lebih maju lebih sukses dan bisa semakin membuat pengurus dan anggotanya happy,” ungkapnya.
Masih dikatakan Ning Sasha bahwa pasca pandemi ini, ekonomi Indonesia berfokus pada penguatan ekonomi lokal. Pemerintah pusat mengisntruksikan untuk membeli produk lokal. Hal itu untuk mendukung produk lokal dan Sidoarjo sudah terkenal sebagai kota UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Banyak sentra yang bisa diunggulkan baik kuliner maupun kerajinan dari UMKM Sidoarjo. Seperti kerupuk, terasi, petis atau produk-produk yang lainnya.