XPOSE TV//Lombok Barat, NTB – Guru inspiratif Lombok Barat berbagi praktik baik OJT 3, suasana penuh semangat dan inspirasi menyelimuti kegiatan On the Job Training (OJT) 3 yang digelar serentak di tiga titik berbeda pada Selasa (4/11). Kegiatan ini merupakan rangkaian lanjutan program penguatan kompetensi guru jenjang SMP Kabupaten Lombok Barat yang tergabung dalam Rumpun IPA, IPS, dan Humaniora. SMA Negeri 1 Gunungsari ditetapkan sebagai lokus utama kegiatan, sementara sekolah sasarannya mencakup SMPN 1 Batulayar, SMPN 2 Gunungsari, serta SD SMP Satu Atap 4 Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Selasa (4/11/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh 27 guru sasaran dari berbagai sekolah di Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Suasana kolaboratif terasa begitu kental ketika para guru model tampil berbagi praktik baik dan pengalaman nyata dalam pembelajaran mendalam di kelas. Perencanaan kegiatan ini dilakukan secara matang dengan persiapan berbulan-bulan, mulai dari setting kelas, pemilihan materi, hingga penerapan strategi pembelajaran yang relevan dengan konteks peserta didik.
Dalam kesempatan itu, tiga guru model yang terpilih mendapat apresiasi tinggi karena telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam menyiapkan pembelajaran bermakna. Mereka adalah Ibu Widuri Permata AR, S.Pd. dari SD SMP Satu Atap 4 Gunungsari mewakili rumpun IPA, Ibu Sri Rahmawati dari SMPN 2 Gunungsari mewakili rumpun IPS, dan Bapak Sahrul Faizin dari SMPN 1 Batulayar mewakili rumpun Humaniora.
Ibu Widuri menegaskan bahwa praktik pembelajaran IPA bukan hanya soal teori, tetapi juga membuka ruang kolaboratif antar-guru untuk saling belajar dan menciptakan inovasi bersama.
“Kami terus berupaya menghadirkan pengalaman belajar yang kontekstual, menggembirakan, dan berbasis eksperimen. Kolaborasi antar-guru menjadi energi baru dalam menciptakan ruang belajar yang memerdekakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ibu Sri Rahmawati dari rumpun IPS menyoroti pentingnya pembelajaran karakter dan budaya santun di kelas.
“Kami melihat perubahan besar dalam perilaku siswa. Mereka kini lebih sopan, komunikatif, dan mampu menunjukkan etika serta sikap yang baik. Inilah bukti bahwa pembelajaran mendalam tidak hanya soal kognitif, tetapi juga pembentukan karakter,” ujarnya bangga.
Sedangkan Bapak Sahrul Faizin, guru Humaniora, menekankan pentingnya pembelajaran berbasis karya. Dalam sesi praktiknya, ia mengajak siswa menciptakan produk bernilai seni dan guna, menegaskan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi besar yang harus digali.
“Karya adalah wujud ekspresi siswa. Dari sinilah kita bisa melihat betapa besar kreativitas mereka jika difasilitasi dengan baik. Kami ingin mengarahkan energi positif siswa untuk berkarya daripada terjebak dalam hal-hal negatif seperti bullying atau perundungan,” jelasnya.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari para fasilitator pembelajaran mendalam kelas 13, yakni Bapak Fathul Hadi, Sudomo, dan Fathul Azis. Mereka turut memberikan bimbingan teknis, refleksi, serta penguatan konsep pembelajaran berbasis praktik baik di lapangan.
“Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembelajar sepanjang hayat. Apa yang dilakukan di OJT 3 ini merupakan bagian dari transformasi nyata pendidikan di Lombok Barat, dari sekadar mengajar menjadi menginspirasi,” ujar salah satu fasilitator dalam sesi refleksi bersama.
Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini menjadi wadah bertumbuh bersama bagi para pendidik untuk mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Guru diajak tidak hanya fokus pada capaian kurikulum, tetapi juga menumbuhkan empati, kreativitas, dan kepekaan sosial di dalam kelas.
Rangkaian kegiatan OJT 3 ini juga menegaskan komitmen Dinas Pendidikan Lombok Barat untuk terus memperkuat kapasitas guru melalui program berkelanjutan. Diharapkan, hasil dari praktik baik ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menerapkan pembelajaran yang lebih kontekstual dan menyenangkan.
Ucapan terima kasih dan apresiasi pun mengalir dari seluruh peserta kepada panitia, fasilitator, serta pihak sekolah tuan rumah SMPN 4 Gunungsari yang telah menjadi mitra strategis dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
Sebagai penutup, Sri Suhasmi K, S.Pd., selaku narasumber kegiatan, menyampaikan pesan mendalam:
“Perubahan pendidikan tidak akan terjadi tanpa keberanian guru untuk terus belajar, berbagi, dan berefleksi. Kegiatan OJT 3 ini adalah bukti nyata bahwa guru-guru Lombok Barat siap menjadi agen transformasi pendidikan yang berpihak pada murid.”
Dengan semangat kolaborasi dan komitmen untuk terus berinovasi, para guru di Lombok Barat kini melangkah bersama menuju pendidikan yang lebih berkualitas, bermakna, dan berdaya saing — sesuai dengan semangat Merdeka Belajar yang digaungkan pemerintah.
Red: H. A
Narsum: Sri Suhasmi K., S.Pd.





































