Asal-Muasal Nama Kepanjen dan Malang Kaitannya dengan Raden Panji Pulang Jiwo

  • Whatsapp

XPOSE TV NEWS MALANG โ€“ Nama suatu wilayah erat kaitannya dengan kisah cerita atau legenda tertentu. Termasuk nama wilayah Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Nama wilayah ini erat dengan kisah Raden Panji Pulang Jiwo di era Kerajaan Sengguruh, atau disebut juga Kadipaten Malang. Simak ceritanya. Asal-Muasal Nama Kepanjen dan Malang Kaitannya dengan Raden Panji Pulang Jiwo

Sebagaimana umumnya legenda, cerita Raden Panji Pulang Jiwo memiliki beberapa versi walaupun tidak jauh berbeda. Dia merupakan Adipati Sumenep dari Madura yang ceritanya sangat mashur terutama hubungannya dengan Kabupaten Malang. Nama Raden Panji Pulang Jiwo dikenal karena keberanian dan kesaktiannya saat tidak mau tunduk pada pemerintahan Mataram di Madura. Ketidaksukaan itu yang membuatnya pergi ke Malang mencari suasana baru.

Bacaan Lainnya

Masa Kerajaan Sengguruh atau Kadipaten Malang saat itu dipimpin oleh Ronggo Toh Jiwo yang memiliki putri bernama Putri Probo Retno. Dikisahkan Panji menyukai sosok perempuan cantik tersebut. Diceritakan dari berbagai versi. Saat mau menikah Putri Probo Retno meminta Panji untuk mengalahkan Sumolewo, sebagai calon suaminya.

Ada juga yang menceritakan bahwa Adipati Ronggo Toh jiwo mengadakan sayembara untuk mengalahkan sang putri Roro Probo Retno yang dikenal sakti. Dalam sayembara itu, ada beberapa kesatria termasuk Sumolewo (jagoannya Kadipaten Malang). Tetapi semuanya berhasil dikalahkan oleh Panji, termasuk sang putri Roro Probo Retno sendiri.

Akhirnya keduanya menikah dan sangat harmonis. Konon pada suatu hari, Panji dan Roro Probo Retno berjalan-jalan di Malang Selatan dan melihat suatu kawasan hutan. Lalu dia berpesan pada istrinya jika kelak meninggal dia minta dimakamkan di kawasan hutan tersebut yang kemudian disebut kawasan Kepanjian atau saat ini disebut Kepanjen.

Saat ini makam Panji Pulang Jiwo ada di belakang kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, di Jalan Panarukan, Kepanjen.

Selain itu, juga ada cerita kepahlawanan Panji Pulang Jiwo saat menghadapi Mataram. Konon, Adipati Malang saat itu termasuk yang menolak tunduk pada kesultanan Mataram. Karena itulah dia melakukan pemberontakan kepada Kesultanan Mataram.

Sang adipati Malang bersikap acuh tak acuh kepada pemerintah Sultan Mataram. Dia pun memilih tidak menghadap sang sultan ketika dipanggil. Akhirnya, Sultan Mataram marah dan memerintahkan pasukannya yang dipimpin oleh Surontani atau dikenal Ki Joko Mbodoย untuk menyerang Kadipaten Malang.

Panji Pulang Jiwo dan Putri Probo Retno memimpin perlawanan Kadipaten Malang pada pasukan kiriman dari Sultan Mataram itu. Dalam pertempuran tersebut Putri Probo Retno berhasil dikalahkan oleh pasukan Mataram. Tubuhnya tertusuk keris. Pada saat itu masih sempat diselamatkan, tetapi nyawanya tidak tertolong dan meninggal ketika perjalanan pulang ke kadipaten.

Saat mengetahui istrinya meninggal, Raden Panji mengejar pasukan Mataram. Saat itu pasukan Mataram banyak yang tersisa mencoba melarikan diri ke hutan rimba yang saat ini bernama Desa Ngebruk.

Tak lama kemudian tempat persembunyian ini diketahui oleh Raden Panji melalui mata-mata dan terjadilah perang tanding antara Ki Joko Mbodo dan Raden Panji. Panji berhasil mengalahkan Ki Joko Mbodo dengan mudah. Hal tersebut terjadi karena keris Ki Joko Mbodo sudah dipakai untuk menusuk putri Probo Retno.

Setelah meninggalnya Putri Probo Retno, Raden Panji mengalami guncangan jiwa akibat rasa bersalahnya. Dia merasa berdosa karena tidak dapat melindungi istrinya yang seharusnya tinggal di kadipaten dan tidak ikut berperang.

Namun demikian pasukan Mataram belum menyerah. Setelah melalui pertimbangan yang matang pasukan Mataram menemukan strategi untuk melumpuhkan Raden Panji Pulang Jiwo.

Mereka membuat panggung yang di atasnya ada putri Mataram yang mirip dengan Putri Probo Retno. Panggung itu dirancang dengan adanya tangga untuk naik pada panggung dan terdapat jebakan berupa lubang sumur yang dalam.

Suatu hari diundanglah Raden Panji untuk menemui Putri Probo palsu itu. Raden Panji yang galaunya berkurang dengan adanya Putri Probo palsu ini, akhirnya menuju ke panggung dan diiringi tembang Asmaradana.

Ketika hendak menuju panggung, Raden Panji terkejut dengan jebakan tersebut dan langsung terperosok pada lubang sumur yang telah dirancang itu. Peristiwa itu yang disebut peristiwa malang (celaka) yang kemudian membuat wilayah itu disebut Malang.

Beberapa pasukan Mataram mendekat pada bibir sumur untuk membunuh Raden Panji. Selanjutnya jenazah Raden Panji dimakamkan di daerah yang bernama Kepanjian yang saat ini bernama Kepanjen, sebagai simbol perlawanan Adipati Malang kepada Kesultanan Mataram.

Xtv – Hussairi Asal-Muasal Nama Kepanjen dan Malang Kaitannya dengan Raden Panji Pulang Jiwo

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ CATATAN REDAKSI: ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita dan atau konten video tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi dan/atau hak jawab kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.๐Ÿ‘ Artikel/berita yang dimaksud dapat dikirimkan melalui email redaksi: xposetv0@gmail.com. Terima kasih.๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Pos terkait