Terlebih lagi, untuk mendengarkan secara langsung makkacapi terkadang hanya dapat disaksikan saat ada hajatan perkawinan atau kebudayaan.
Selain itu, para pelestari tradisi makkacapi sebagian besar telah berusia lanjut.
BACA JUGAย ย
“Itu semua menjadi persoalan sehingga menurunkan minat kaum milenial terhadap sastra lisan makkacapi. Maka langkah strategis yang saya sarankan dengan melakukan revitalisasi sastra lisan. Generasi jaman old akan tergantikan dengan generasi jaman now. Kita harus melihat apa sih yang menjadi kebutuhan mereka,” ungkap mantan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Wajo ini.
Armayani mengatakan, sudah saatnya melakukan revitalisasi dengan memanfaatkan berbagai platform media untuk menyebarluaskan sastra lisan makkacapi, baik melalui YouTube maupun media sosial berupa lain, seperti Facebook, WhatsApp, atau TikTok.
BACA JUGAย ย
https://xposetv.live/forkopimda-jatim-lakukan-pengecekan-harga-dan-distribusi-migor-di-pasar-soponyono-surabaya/
“Generasi muda yang ganteng dan cantik sebagai pemerannya. Mereka memiliki daya tarik tersendiri pada generasinya untuk menonton. Maestro makkacapi tetap dibutuhkan untuk melahirkan generasi penerus,” jelasnya.