“Saya perintahkan Kepala Dinas Kesehatan menyampaikan pada Kepala Puskesmas memilih dan menugaskan 1 orang staf tenaga gizi untuk pendampingan balita stunting di wilayah masing masing,” sambungnya.
Waris juga menekankan untuk mengumpulkan data menyamakan persiapan dalam rangka penilaian penurunan Stunting tahun ini.
Data identitasnya harus jelas siapa yang stunting. Kalau sudah terdata, maka kita bisa tangani stunting ini dengan cepat.
Mulailah dari lingkungan, kelurahan hingga seterusnya melaporkan perkembangan perkembangan stunting di wilayah masing-masing,” jelasnya.
Usai memberikan pengarahan, dilanjutkan diskusi bersama dengan seluruh Camat, Kepala Bappeda, Kadis Kesehatan, Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Menurut data SSGI (Survei Studi Gizi Indonesia) di Sumatera Utara angka pravelensi stunting tahun 2021 di Kota Tanjungbalai yaitu 26,1 persen dan 26,9 persen di tahun 2022. Berdasarkan data sementara dari seluruh Puskesmas di kota Tanjungbalai data Stunting berjumlah 104 orang.
Red : 7 M