Oleh karena prejudice keilmuan itu harus segera diakhiri. Rektor mengajak para ustad, jangan lagi alergi terhadap saintek. Begitu pula, para dosen saintek, janganlah menganggap ilmu agama itu hanya ilmu akherat.
Karena kedua ilmu ini, sama-sama mengantar ke Surga. Dengan sering melakukan lintas disiplin ini, pihaknya berharap, ilmu saintek kembali memperoleh roh keagamaannya. Sedangkan ilmu agama, memperoleh pijakan empiris yang lebih rasional.
“Kedua disiplin ilmu ini akan saling menguatkan. Itulah yang terjadi saat para ulama masa Abasyiah dalam mengembangkan ilmu matematika, geometrik, biologi dan seterusnya,” katanya.
Diungkapkan Rektor bahwa batu pertama menuju ke sana sudah diletakkan. Sekarang ini, seluruh mahasiswa baru sudah diwajibkan untuk menguasai bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Karena di Billfath mempunyai program pembelajaran belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris secara intensif selama 3 bulan.
Dengan menguasai bahasa Arab dan Inggris, kami berharap pada tahun kedua, mahasiswa billfath sudah mulai bisa membaca kitab. Dan nantinya kami berharap sudah bisa mengkaji kitabul jabar wal Muqabalah karya Alkhawarizmi, peletak dasar ilmu saintek modern. Dengan upaya ini, Rektor berharap sinergi keilmuan itu akan terjadi di Universitas Billfath.