Kedua, tetap istiqomah menjadi pribadi santri yang berkarakter akhlaqul karimah, ulet, tangguh, kreatif dan mandiri.
Ketiga, mengembangkan ilmu yang didapatkan di Universitas Billfath menjadi amal sholeh yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Kami berpesan kepada semuanya. Jaga nama baik Universitas Billfath dan bermanfaatlah bagi masyarakat dari berbekal ilmu yang diperoleh selama di Billfath, dan jaga amanah orang tua,” ujar Kholid Novianto.
Pada kesempatan ini bagi Universitas Billfath, sambung Rektor hal ini menjadi momentum penting, karena pada tahun ini, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Fattah (STITAF) sudah bergabung menjadi Fakultas Agama Islam Universitas Billfath.
“Penggabungan STITAF dengan Universitas Billfath, bukan saja dalam rangka efesiensi. Lebih dari itu, cerminan impian dalam mensinergikan ilmu-ilmu agama dengan saintek. FAI adalah fakultas yang akan memperdalam kajian-kajian ilmu agama, sedangkan di Billfath, terdapat 7 prodi yang bergerak dalam dunia saintek,” jelasnya.
Menurutnya pertemuan ini sangat indah, karena dosen dan mahasiswa FAI dapat melakukan interaksi, komunikasi dan diskusi intensif dengan rekan-rekannya yang menekuni bidang saintek.
“Dengan sering melakukan diskusi dan kajian bersama, kita mengharapkan dapat mensinergikan dan menjembatani dua ilmu yang sering salah dipahami. Ilmu saintek dianggap ilmu duniawi, yang tidak ada dimensi keagamaannya. Sedangkan ilmu agama, dianggap bukan ilmu duniawi, semata-mata dianggap ilmu akherat yang akan mengantar ke surga. Buruk sangka keilmuan ini sangat tidak berguna, karena Alquran sendiri tidak pernah membedakan ilmu agama dengan ilmu umum. Bahkan menganggap semua ilmu berasal dari Allah,” ungkap Rektor.