Tetap Produksi Meski Harga Kedelai Melejit

  • Whatsapp

Xposetv, Mojokerto – Mahalnya harga kedelai tak membuat produsen tahu dan tempe di Mojokerto khususnya di Desa Ketemasdungus Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto mogok kerja, pasalnya usaha tersebut merupakan sumber utama penghasilan mereka.

Sulaiman (50) pria asal Kediri, Jawa Timur ini mengaku tak ikut dalam aksi mogok produksi lantaran harga kedelai yang terus mengalami kenaikan.

Bacaan Lainnya

Pasalnya dalam produksinya ia dibantu oleh tiga karyawan yang masih berstatus saudara. “Ngga ikut mogok kerja soalnya saudara semua yang ikut kerja di sini, kasian kalau ngga produksi, nanti mereka ngga dapet uang,” ujarnya.

Mahalnya harga kedelai dirasakan sejak dua minggu yang lalu. Semula ia dapat membeli kedelai dengan harga Rp. 9.200 per kilogram, sekarang naik menjadi Rp. 11.500 perkilogramnya. Drastisnya lonjakan harga kedelai membuat Sulaiman harus memutar otak untuk tetap bertahan.

Ia mensiasati naiknya harga kedelai dengan mengurangi ukuran tahu yang diproduksi. Ia mengaku lebih memilih menyesuaikan ukuran tahu daripada menurunkan kualitasnya.

“Harga tetap seribu tapi ukuranya diperkecil, yang penting rasanya tetep enak masih banyak yang mau. Kalau biasanya masak satu kuintal jadi 1000 potong tahu, sekarang 90 kilo (kedelai) 1000 potong tahu” tuturnya.

Selaras dengan itu, Nur Laili (33) produsen tempe di Desa Ketemasdungus mengaku melakukan langkah yang sama yakni menyesuaikan ukuran.

Ia membandrol tempe mulai dengan Rp. 1000 hingga Rp. 2000 per potong “Kalau harganya naik, ngga ada yang beli jadi dikurangi ukuranya saja sekitar 3 centimeter lebih kecil dari biasanya,” terangnya.

Ia berharap Pemerintah memberi solusi untuk Industri Kecil Menengah (IKM) . “Kita mohon Pemerintah dapat menstabilkan harga kedelai supaya bisa menjual tempe seperti semula, ungkapnya.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) menanggapi keluhan produsen tahu dan tempe terkait melambungnya harga kedelai.

Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto Iwan Abdillah menyampaikan, harga kedelai mahal dikarenakan faktor global yang mana harga kedelai di tingkat global sedang mengalami kenaikan. Hal tersebut berdampak pada harga kedelai impor yang masuk ke Indonesia.

โ€œKondisi di global memang segitu harganya. Harga (kedelai) penyesuaian, maka otomatis akan ada kenaikan harga tahu dan tempe serta minyak goreng juga. Jadi ini murni karena harga bahan baku dunia yang naik,โ€ katanya.

Lanjut Iwan pihaknya telah menyiapkan solusi dalam merespon kenaikan harga kedelai. Ada dua opsi yang ditawarkan diantaranya, Pertama, membiayai jasa angkut pengirim kedelai dan Kedua, dari sisi pemasaran produk.

Ia menambahkan jika pihaknya berencana menggelar pelatihan-pelatihan yang dikhususkan IKM pengerajin tahu. Hal tersebut diharapkan dapat menambah inovasi produk.

โ€œKe depan barangkali kita buat pelatihan-pelatihan supaya pengolahan tahu produknya tidak hanya itu saja,โ€ pungkas Iwan.
(Ara)

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ CATATAN REDAKSI: ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita dan atau konten video tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi dan/atau hak jawab kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.๐Ÿ‘ Artikel/berita yang dimaksud dapat dikirimkan melalui email redaksi: xposetv0@gmail.com. Terima kasih.๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Pos terkait