Xposetv, Mojokerto – Mahalnya harga kedelai tak membuat produsen tahu dan tempe di Mojokerto khususnya di Desa Ketemasdungus Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto mogok kerja, pasalnya usaha tersebut merupakan sumber utama penghasilan mereka.
Sulaiman (50) pria asal Kediri, Jawa Timur ini mengaku tak ikut dalam aksi mogok produksi lantaran harga kedelai yang terus mengalami kenaikan.
Pasalnya dalam produksinya ia dibantu oleh tiga karyawan yang masih berstatus saudara. “Ngga ikut mogok kerja soalnya saudara semua yang ikut kerja di sini, kasian kalau ngga produksi, nanti mereka ngga dapet uang,” ujarnya.
Mahalnya harga kedelai dirasakan sejak dua minggu yang lalu. Semula ia dapat membeli kedelai dengan harga Rp. 9.200 per kilogram, sekarang naik menjadi Rp. 11.500 perkilogramnya. Drastisnya lonjakan harga kedelai membuat Sulaiman harus memutar otak untuk tetap bertahan.
Ia mensiasati naiknya harga kedelai dengan mengurangi ukuran tahu yang diproduksi. Ia mengaku lebih memilih menyesuaikan ukuran tahu daripada menurunkan kualitasnya.
“Harga tetap seribu tapi ukuranya diperkecil, yang penting rasanya tetep enak masih banyak yang mau. Kalau biasanya masak satu kuintal jadi 1000 potong tahu, sekarang 90 kilo (kedelai) 1000 potong tahu” tuturnya.