Dwijo menjabarkan kader Destana ini wajib memiliki tiga hal dasar. Yakni harus mewujudkan tanggap bencana yang ada di wilayahnya, terdepan jika terjadi bencana, dan mampu melakukan proses pemulihan.
“Kader Destana juga kita dorong berperan dalam meneruskan ilmunya kepada masyarakat lainnya. Sehingga masyarakat bisa menganalisa dan mengantisipasi bencana bencana yang mungkin terjadi. Targetnya, masyarakat mampu mengkaji, menganalisis, mengurangi risiko-risiko di wilayah masing-masing dengan sumber daya lokal,” terangnya.
Sosialisasi dan pemahaman mitigasi bencana tidak hanya tidak hanya diberikan kepada kader Destana. BPBD juga memberikan pemahaman siaga bencana kepada sekolah-sekolah.
“Total ada 84 sekolah yang sudah dibentuk menjadi sekolah tangguh bencana. Para guru dan siswanya mendapatkan bekal mitigasi resiko bencana dari BPBD. Sekolahannya tersebar di Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Waru, Kecamatan Porong, Kecamatan Sedati, Kecamatan Jabon, Kecamatan Krian, Kecamatan Taman, Kecamatan Tanggulangin, dan Kecamatan Tulangan,” pungkasnya. (Lutfi)