“Oto (mobil) ini tidak sempat liat saya ciri dari oto, nanti ada yang liat tentara depe nama pak Gosal, baru tentara itu ambil motor baru dia dusu Oto itu, baru dia dapat dusu di Alo, terus yang punya Oto itu, tentara pak Gosal suru datang di rumah saya untuk bertanggung jawab dan kasi pengobatan pada saya, waktu itu kompi tentara masi di dekat pasar masi di bawa kamri, waktu itu masi komandan pak Silalahe dan Camat Ibrahim / Lauma ,”ucap Opa Riko.
“Saya meninggal hampir siang kata keluarga saya (subuh), saya waktu itu cuma bisa mendengar suara dari orang-orang dan keluarga saya, tapi saya sudah tidak bisa bicara maupun tidak bisa ba garak (bergerak) dan perasaan saya masi hidup, tapi keluarga sudah bilang saya sudah mati, karna saya sudah di kasi mandi dan sudah di kafan, kemudian keluarga dan masyarakat sudah kuburkan saya pada waktu itu tahun 1964,” kata Opa Riko.
Baca juga: pemilik-kebun-riko-olii-mempertaruhkan-nyawa/
Pada saat saya sudah di bawa ke kuburan, saya mau bicara, tapi saya sudah tidak mampu bicara samua badan saya loyo (Lemas) saya mau katakan bahwa saya belum mati, namun seluruh keluarga dan imam so bilang saya ini sudah maninggal, karena nafas saya sudah tidak ada dan badan saya samua sudah dingin, dan akhirnya saya dorang kuburkan seperti orang mati pada umumnya,” sambung Opa Riko Olii.
Sosok Opa Riko yang Pernah Mati, Namun Hidup kembali
Setelah 2 hari di dalam kubur saya terbangun tapi badan saya sudah tidak kuat lagi, hanya kebesaran Allah sehingga saya di kasi bangun saat itu, pada saat itu saya ta kage (kaget) dalam kubur galap skali (Gelap) dan datang sosok yang pake jubah hitam bicara sama saya, dia bilang”eii masi di dunia sabla ngana, bukan di sini ngana pe tampa” saya saat itu tako dan suka bicara pada orang pake jubah hitam, cuma saya sudah tidak bisa bicara dan orang itu tiba-tiba hilang, setelah itu ular pai (Besar) datang langsung dia cium-cium saya, kemudian saya tiba-tiba berteriak tolong-tolong saya, dan tangan saya sudah ada di atas kubur.