XPOSETV – POHUWATO. Ada sebuah pepatah Arab, “Man Jadda Wajadda” barang siapa bersungguh-sungguh, dia pasti berhasil. Santriwati asal Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Banuroja, Randangan, Kabupaten Pohuwato telah membuktikan itu. Kamis, Pada Kamis, (4/8/2022)
Nurul Fatimah namanya, dara manis yang menjadi Santriwati kelahiran 2002 itu, belum lama ini diterima menjadi Mahasiswa Kedokteran di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Singkat cerita, Nurul pun masuk ke pesantren Salafiyah Syafi’iyah menjadi santriwati yang terletak di Desa Banuroja, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato. Disini, Nurul menimba ilmu agama termasuk menghafal Alquran hingga disempurnakan hafalannya sampai 30 juz.
Pernah suatu ketika, setelah doa khataman, Almarhum KH. Abdul Ghofur Nawawi, pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, dawuh ke Nurul.
Katanya begini,”Kamu nanti jadi dokter. Jangan takut, asal jangan pernah meninggalkan Quran. Karena bencana akan dimulai saat meninggalkan Quran”.
Pesan mendiang Kiai Ghofur pun terus teringat olehnya. Nurul pun terus menjaga hafalan Alquran, sebagai ikhtiar mengejar cita citanya yang jadi dokter.
2021 lulus dari Pesantren, Nurul nekat mendaftar kuliah di UMI Makassar di Fakultas Kedokteran. Modalnya tak banyak, cuma tekad yang bulat plus hafalan Alquran 30 juz. Alhamdulillah dinyatakan lulus akan tetap masih ada persoalan. Ongkos kuliah kedokteran yang mahal dan biaya hidup di daerah lain, meski lulus tapi rasanya sulit untuk melanjutkan, karena kondisi ekonomi kedua orang tuanya yang kurang mampu.
Qadarullah!! di tahun yang sama, Pemerintah Daerah Pohuwato dibawah kepemimpinan Bupati Saipul Mbuinga dan Wabup Suharsi Igrisa, tengah menggelontorkan program satu dokter satu kecamatan. Putra putri terbaik Pohuwato, mendapatkan beasiswa untuk kuliah di fakultas kedokteran. Seluruh biaya selama kuliah ditanggung pemerintah hingga selesai. Dan Nurul adalah salah satu dari yang terbaik itu.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur terkait hal itu. Jadi sebagaimana dawuhnya beliau (alm. KH. Abdul Ghofur Nawawi), insya Allah saya akan terus berjuang demi masa depan dan yang paling utama terus menghidupkan Alqur’an baik dalam kehidupan sehari-hari maupun perkuliahan dan lingkungan sekitar suka maupun duka,” ucap Nurul, Senin (01/08/2022).
“Saya ucapkan terima kasih banyak atas dukungan dan bantuannya dan semoga akan terus membantu saya sampai selesai studi. Ucapan terima kasih pula kepada guru saya, ustadzah Dhohwa Fatra,” imbuh Nurul.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, K.H Aniq Nawawi mengatakan, bahwa hal tersebut menjadi salah satu bukti bahwa anak Ponpes dapat bersaing di manapun. Dirinya berharap santri-santri dapat membawa nilai-nilai Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
“Ini membuktikan bahwa santri pondok pesantren secara umum, dan santri tahfidz Al-Quran secara khusus bisa berkiprah di manapun, dan bisa menjadi apapun sesuai cita-cita mereka. Kami berharap santri-santri yang berkiprah di berbagi lini senantiasa bisa membawa nilai-nilai qur’an dan spirit ahlus sunnah waljama’ah dalam setiap aktivitas dan rutinitas mereka,” ucap Kiai muda yang akrab disapa Gus Aniq ini.
Tak lupa, Gus Aniq berpesan jika jadi politisi, maka jadi politisi yang qur’ani, jika jadi arsitek, maka jadi arsitek yang qur’ani, jika menjadi dokter, maka menjadi dokter yang qur’ani madani.
Pewarta : Zepry
