“Sebagai putra Pertiwi yang mempunyai jiwa kebangsaan, kini saatnya kita ekspresikan jati diri sebagai generasi pewaris para ulama dan waliyulloh,” katanya.
“Nusantara kita ternyata masih meninggalkan sisa-sisa kelompok pemikiran penjajah yg ingin membelokkan sejarah asli Indonesia. Keluguan, ketawadlu’an etika tatakrama yang tinggi masyarakat kita itu dimanfaatkan oleh penjajah spiritual dengan menganggap masyarakat kita sebagai bangsa yang harus di bawah mereka seperti perbudakan. Inilah yang menjadikan saya ingin membangun PWI LS sebagai bentuk perlawanan kita, terhadap mereka para okenum habaib yang mengaku dzuriyah nabi,” papar KH Syaid Humaudi,SH .
Gus Jalil juga mengatakan bahwa sampai berita ini terbit, sudah ada sekitar 100 orang ulama dan tokoh masyarakat Lamongan yang bergabung dalam gerakan ini.
Dalam waktu dekat, kata Gus Jalil, mereka akan segera dilantik menjadi pengurus PWI-LS Kabupaten Lamongan, dan segera bergerak sesuai dengan tujuannya.
Di kesempatan yang sama KH. Bi’in Abdussalam juga menyatakan merasa khawatir ke depan akan terjadi lagi penyerangan terhadap para ulama NU seperti terjadi di Karawang, oleh karena itu PWI-LS harus bergerak melindungi ulama NU dan menyadarkan umat agar tak bisa diprovokasi oleh oknum-oknum yang ingin mengadu domba.*