Sepanjang mendampingi beliau, topik / tema pertemuan paling sering dilakukan oleh Pengurus adalah untuk mencari JALAN ISLAH. Islah yang terbaik bagi semua pihak. Tidak pernah terlupa selalu ada pesan khusus agar KITA semua memanfaatkan semua kesempatan yang muncul untuk merajut dan mengusahakan ISLAH.
Nyaris semua usul dari pihak manapun selalu dibahas dan bila menemukan kesepakatan langsung dilaksanakan. Namun hasilnya seperti yang kita semua tahu, NIHIL. Menyedihkan. Kalau sudah begini, serasa kepala membentur tembok ” Duh mengapa susah sekali mencari kebaikan ?”
Terus terang, usulan paling sering dan selain logis, juga sangat mudah menjalankannya, yaitu menambah nama NW, misalnya dengan nama NW Anjani dan NW Pancor atau cukup salah satu saja yang merubah.
Opps! Tidak bisa. Ini urusan brand, keterkaitan Sejarah dan berbagai unsur berkonotasi hukum dan mungkin juga berkah. Orang Sasak mengenalnya dengan sesenggak LEMPOT INAK ( Kain Gendongan Ibu ); melepaskannya dengan sengaja adalah mengalah yang tidak pada tempatnya, sebab berarti dengan rela berhenti ber-ibu.
Subhanallah wal-hamdulillah…!
Memang benar ” Jika baik yang dicari, maka baiklah yang akan ketemu”. Ternyata selama ini tertutup mata melihat hutan hanya oleh selembar daun. Bukankah “LEMPOT INAK” tidak harus berjumlah satu? Atau malah selalu lebih dari satu. Jika terhalang pakai yang ini, masih bisa pakai yang itu.