Sedangkan silsilah dari ibundanya, Hajjah Titi menambahkan bahwa raden nyai murtasiah binti raden karta widjaya / djuragan narun (kampung dayeuh bogor), masih keturunan tumenggung dongkol ing banyumas jawa tengah garis keturunan pangeran wira saba sampai ke sayyidina gedeng mataram (kerajaan islam mataram kuno) garis keturunan sayyidina Husen putra dari umi patimah azzahra (puteri rasulullah saw) dan sayyidina Ali ra.
“Syekh mansyur adalah anak ketiga dari lima bersaudara, Kakak pertamanya adalah mbah raden marfu / mba raden uwa, makamnya di mede kampung rawa banteng, Cikarang Barat Bekasi. Sedangkan Kakak keduanya raden bakri (camat pertama di kecamatan setu), Ketiga adalah raden syekh mansyur, dan saudara ke empat adiknya yaitu, raden mustofa dan raden kohar,” tambah hajjah Titi.
“Saya berharap dengan membuka babad riwayat leluhur ini agar bisa bermanfaat untuk semuanya, setidaknya mengerti riwayat silsilah dan cerita sejarah yang sebenarnya, agar generasi yang akan datang lebih bisa menghormati jasa-jasa para pahlawan, jangan sampai bercerai berai. Bhineka Tunggal Ika, bin/binti kita sama, semua bersaudara. Ingat!! para pahlawan bangsa Indonesia memerdekakan bangsa ini bukan hanya berkorban harta, tenaga, pikiran saja tapi nyawa jadi pertaruhannya,” tegas Hajjah Titi.