Saya buatkan ringkasan rumus-rumus penting, dan contoh-contoh soal, serta jawabannya. Tiba-tiba dengan suara agak bergetar menahan haru, dia mengatakan, ” Terimakasih pak guru, tumben ada yang memperhatikan saya”, dengan air mata masih mengambang, dia mulai kerjakan sebisanya soal-soal latihan yang ada.
Saya merasa sang Murid sedang ada masalah, kurang mendapatkan perhatian, mungkin di rumah, juga di sekolah. Sehingga kalimat pertama yang keluar adalah terimakasih tumben ada yang memperhatikan saya. Saya berinisiatif mencari tahu keadaannya di rumah dari teman sekampung. Ternyata orang tuanya sudah bercerai, bapak dan ibunya masing-masing sudah menikah lagi. Dia tinggal sama neneknya yang sangat tidak mampu. Tidak terurus, untunglah dia tetap sekolah.
Saya datangi orang tuanya, minta supaya memperhatikan anaknya, baik kasih sayang maupun biaya hidupnya, karena mereka sebenarnya cukup mampu.
Sejak itu Sang Murid kelihatan ceria, dia mulai rajin mengerjakan soal-soal latihan, pada setiap jawaban soal yang dia kumpulkan saya berikan kata-kata motivasi.
Sekitar lima tahun setelah itu, ketika sedang mengajak anak-anak saya ke toko buku di mall mataram, tiba-tiba ada yang berlari mengejar saya.
“Pak guru, pak guru.. “, setelah dekat dia bilang.
” Inges tiang nengka ndi. (Cantik saya sekarang, ya)”.
Lho, saya bingung. ” Siapa, ya”.
“Masak tidak ingat, pak. Kan saya dulu murid bapak yang tidak pernah nyatat, duduk paling belakang, kotor lenge tak terurus”, Saya ingat.
” Oohh, di mana kamu sekarang. Kamu rapi, cantik dan ceria. Kamu kuliah ya?”
“Alhamdulillah, pak Guru. Berkat perhatian pak Guru saya jadi semangat. Tiang baru wisuda, pak Guru”.
” Alhamdulillah, wisuda di mana? ” Tanya saya, ikut bahagia.
“Tiang ngambil teknik sipil di Unram. Dakak tiang bodo inik tiang lulus becat, pak. ( meskipun saya bodoh, saya bisa lulus cepat, pak) “.
” Alhamdulillah, luar biasa. Kamu tidak bodoh, kamu pintar, kamu pintar, nak”.
“Pak guru yang selalu ngasih tiang semangat belajar, kalau tidak, mungkin tiang sudah jadi gelandangan. Tiang beruntung ketemu guru yang baik”.
” Kamu keliru anakku, bapak beruntung bertemu kamu, sehingga bapak bisa belajar menjadi guru yang baik”.