![]()
xposeTV // MALANG – Bedah buku berjudul “Mbah Kholil Baureno, Pahlawan Perobek Bendera Belanda ” yang diadakan oleh (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama) ISNU Kabupaten Malang di Pendapa Pemkab Malang berlangsung semarak, Jumat (23/8).
Karena, selain dihadiri undangan dari berbagai kalangan, bedah buku karya Afif Saifullah ini juga mengungkap sosok Mbah Kholil yang diyakini sebagai waliyullah yang ikut berjuang membela Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dalam bedah buku tersebut juga diungkapkan peran kiai asal Bojonegoro tersebut diyakini sebagai sosok yang merobek bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya pada 19 September 1945 silam. Memang, dalam catatan sejarah umum nama beliau tidak pernah terdengar. Tetapi berdasarkan data-data yang digali penulis dan sumber-sumber yang terpercaya, orang yang merobek bendera Belanda tersebut adalah Mbah Cholil tersebut. Hadir sebagai pemateri bedah buku tersebut Alfi Saifullah (Penulis Buku Mbah Cholil Baureno), Prof. Dr. KH. Kasuwi Saiban, M.Ag. (Guru Besar Unmer Malang), Ki Ardhi Poerboantono (Pengurus Lesbumi PBNU), Abdul Muntholib, M.E. (CEO Siarindo Media) dan Prof. Dr. Hj. Mufidah Cholil, M.Ag. (Guru Besar UIN Malang).
Sang penulis Alfi Saifullah menyampaikan buku setebal 374 halaman ini dia tulis dalam waktu tiga bulan. Yaitu mulai 16 Desember 2023 hingga Maret 2024. Menurutnya, Mbah Cholil tidak hanya menguasai seluk beluk ilmu agama, namun ia adalah motor penggerak rakyat Bojonegoro dalam melawan Belanda saat revolusi fisik.
Sementara itu, salah satu pembedah yang juga seorang wartawan senior Abdul Muntholib menyampaikan buku tersebut terbit pada momen yang tepat. Yang mana tahun ini di Indonesia sedang terjadi banyak klaim tentang perjuangan Kemerdekaan RI merupakan peran dari para ulama yang bukan asli Nusantara. “Dengan terbitnya buku ini menguatkan bahwa jasa para kiai Nusantara dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan sangat besar,” katanya.
Selain memberikan apresiasi, Tholib juga memberikan pendapat soal judul buku yang menurut dia kurang memiliki rasa jurnalistik. Judul buku tersebut menurut dia datar. “Mungkin sebagai penyobek bendera Belanda itu misa dimasukkan di judul. Itu akan lebih menarik,” katanya.
Sementara itu Ketua ISNU Kabupaten Malang KH Abdullah Sam dalam sambutannya menyampaikan, acara bedah buku tersebut sengaja digelar di Malang karena meski Mbah Kholil asal Bojonegoro tetapi juga memiliki kaitan dengan Malang. Karena dia banyak kenal dengan para kiai di Malang dan ada keturunannya yang menetap di Malang dan menjadi tokoh.
Selain itu, kegiatan bedah buku ini juga sebagai salah satu upaya ISNU Kabupaten Malang untuk menguatkan literasi tentang peran para ulama NU yang selama ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat.






































