Lebih lanjut Khofifah mengungkapkan bahwa Jatim membutuhkan pengembangan alsintan untuk mengurangi loses dan broken pada beras guna meningkatkan kuantitas maupun kualitas beras agar mencapai standart premium.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga mengajak ICMI untuk menjadi bagian dalam mewujudkan swasembada daging. Hal ini didasari oleh data BPS tahun 2021 Jatim menjadi produsen sapi perah dan sapi potong terbesar di Indonesia. Yakni masing-masing 295.100 ekor sapi perah dan 4,83 juta ekor sapi potong.
“Di Jatim ada Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) yang merupakan UPT Kementan yang ada di Malang yang memberikan percepatan budidaya hewan ternak. Kita bisa swadaya daging sapi. Karena teknologinya sederhana. Saya rasa ICMI bisa masuk dalam lini ini juga,” kata Khofifah.
Secara khusus Khofifah juga telah mengajak 9 Gubernur yang memiliki kondisi wilayah dan kultur peternak sapi untuk mengirimkan tim yang bisa belajar di BBIB. Lalu, ia juga menyebut bagaimana pentingnya upaya perlindungan konsumen dalam konsumsi daging ternak.
“Karena saat ini RPH halal ini masih sedikit jumlahnya. Di Jatim baru ada 14 RPH halal. Mari kita wujudkan bersama swasembada pangan dan upaya pengembangan desa berdaya. Saya yakin ICMI bisa memberikan segi ilmu dari para pakar yang ada didalamnya,” tutup Khofifah.