“ Ibu presiden waktu itu memberikan jawaban bahwa di negaranya memporsikan asupan makanan dari generasi pemula, bayi-bayi kita setelah tumbuh kembang atau balita asupan proteinnya dimaksimalkan dari asupan yang lain. Sekitar 60 persen atau 80 persen, terus disiapkan seperti itu asupan makannya. Sehingga yang tercipta sekarang seperti Lionel Messi kemudian tokoh-tokoh lainnya karena memang dari kecil sudah disiapkan makanan yang cukup gizi,” lanjutnya.
“ Sebenarnya ini bisa kita adopt di negara kita, manakala kita cukup menyiapkan porsi masakan yang bergizi untuk anak-anak kita keluarga kita berbagi dengan masyarakat, ya ini sebenarnya tanggungjawab negara. Itu memang tidak populer, saat itu tidak ada rasakan hasilnya, tapi begitu dia tumbuh kembang menjadi dewasa, menjadi generasi unggul yang mampu bersaing, maka negara ini yang akan merasakan dampaknya,” sambung Imam.
Menurut Irjen Pol Imam Sugianto hal ini perlu dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan oleh semua pihak untuk mencetak generasi berkualitas. “ Ini yang mungkin harus kita samakan pikiran kita. Kita coba mengoprasikan yang menurut saya ini mendasar dan memang butuh biaya. Jadi insya Allah kalau mungkin para otoritas terkait di negara kita ini merubah habit pola makan, porsi asupan makannya diperbaiki dan ditanamkan dalam mindset orang tua, keluarga, masyarakat, kemudian pejabat-pejabat terkait yang membuat kebijakan dan dilakukan secara konsisten, bertahap, berjenjang, Insya Allah akan menghasilkan generasi-generasi yang berkualitas,” pesannya.