Afrizal Sintong: Arsitek Kemenangan yang Siap Merajut Kembali Mahkota Golkar Riau

  • Whatsapp

Loading

 

Bacaan Lainnya

Foto View: Ketika Beringin Riau Gemetar: Afrizal Sintong dan Gejala Pergeseran Peta Kekuatan

 

XPOSE TV Pekanbaru — Senin: 20 Oktober 2025 — Di balik skenario penundaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Riau, tersembunyi sebuah narasi politik yang jauh lebih dalam dari sekadar persoalan administratif. Ini adalah sebuah sinyal strategis yang dieksekusi dengan presisi tinggi dan dipenuhi manuver-manuver tingkat lanjut.

 

Dalih teknis seperti “menunggu jadwal Ketua Umum” atau “penyesuaian agenda pusat” hanyalah lapisan permukaan dari sebuah pertarungan pengaruh sengit di dalam tubuh Partai Golkar, di mana akar-akar kekuatan yang dahulu bersatu kini saling bertautan dan memperebutkan ruang hidup.

 

Namun, gelombang perdebaran itu seketika mereda dalam keheningan, bersamaan dengan turunnya surat penundaan resmi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Musda XI Golkar Riau pun secara definitif ditunda sine die (tanpa batas waktu).

 

Posisi pimpinan di Golkar Riau bukan sekadar jabatan, melainkan sebuah tiket legitimasi untuk mengendalikan peta politik lokal. Siapa pun yang merebutnya, akan memegang kapasitas signifikan untuk mengarahkan dukungan pada ajang Pilkada 2030 mendatang.

 

Pada titik inilah intrik politik mengkristal, dan fokus kita untuk sementara tertuju pada satu tokoh kunci asal Rokan Hilir (Rohil), sementara calon-calon dari luar Rohil sengaja kita kesampingkan dalam analisis awal ini.

 

Di antara semua nama, H. Afrizal Sintong, S.I.P., M.Si., mantan Bupati Rohil, disebut-sebut sebagai poros kekuatan baru yang tengah bangkit. Ia didukung oleh basis kader yang loyal dari 12 kabupaten/kota se-Riau, dilengkapi dengan sumber daya mempuni dan finansial yang kuat, juga jaringan politik yang sudah teruji dan tersebar luas.

 

H. Afrizal Sintong, S.I.P., M.Si., bukan sekadar mantan Bupati; ia adalah seorang arsitek elektoral yang visiarnya telah teruji. Dengan kepiawaian strategisnya, ia berhasil mentransformasi DPD II Golkar Rohil menjadi mesin politik yang efisien dan tak terbantahkan (Absolut), merebut 10 kursi DPRD Kabupaten plus 2 kursi DPRD Provinsi, sebuah fakta prestasi yang bukan hanya tentang angka, tetapi tentang konsolidasi kekuatan yang sempurna. Kini, dengan jejaring yang membentang dari akar rumput hingga ke tingkat provinsi, Afrizal Sintong hadir bukan untuk sekadar ikut bertarung, melainkan untuk mendefinisikan ulang peta kekuatan dan memimpin Golkar Riau menuju era baru yang lebih gemilang.

 

 

Di sisi lain, muncul kekuatan segar dari Karmila Sari, S.E., M.Si., Anggota DPR RI yang menjadi simbol tantangan terhadap dominasi politik maskulin di bawah naungan pohon beringin Riau. Dengan sikapnya yang teguh mendaftar meskipun Musda ditunda, ia menyampaikan pernyataan politik yang blak-blakan: bahwa ia tidak akan tunduk pada permainan waktu yang diatur oleh elite.

 

Karmila Sari membawa bekal pengalaman politik yang komprehensif, merangkak dari level kabupaten, provinsi, hingga kini bertarung di pusat ibu kota.

 

Pertarungan antara dua kutub kekuatan ini, Afrizal Sintong dengan kekuatan basis dan jaringannya, melawan Karmila Sari dengan narasi pembaruan dan keberaniannya, akan menjadi pertunjukan utama yang menentukan masa depan Golkar Riau, tanpa mengesampingkan potensi kejutan dari kandidat luar Rohil.

 

Penundaan ini pada akhirnya akan menjadi barometer: Apakah Partai Golkar masih mendengarkan denyut nadi dan aspirasi kader-kadernya di akar rumput Riau, atau hanya akan menjadi corong keputusan elit politik pusat? Partai yang pernah dijuluki sebagai mesin politik paling disiplin itu, kini justru tampak gamang menghadapi dinamika internalnya sendiri. Ruang demokrasi yang seharusnya terbuka lebar dalam Musda, kini terpenjara dalam ruang tunggu yang dikuasai oleh kepentingan segelintir elite.

 

Pertanyaan pamungkasnya: Apakah keputusan menunda Musda ini merupakan sebuah langkah strategis jangka panjang untuk mempersatukan seluruh fraksi, atau hanyalah sebuah taktik halus untuk menetralisir rivalitas internal yang dinilai telah tumbuh terlalu kuat dan mengancam status quo?

 

Kontributor: Arjuna STP

🇮🇩 CATATAN REDAKSI: 🇮🇩 Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita dan atau konten video tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi dan/atau hak jawab kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers.👍 Artikel/berita yang dimaksud dapat dikirimkan melalui email redaksi: xposetv0@gmail.com. Terima kasih.👍👍👍

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. I am often to blogging and i really appreciate your content. The article has really peaks my interest. I am going to bookmark your site and keep checking for new information.