Jauk dulang (bawa mapan) sebagai tradisi te adokan begibung (makan secara berama-sama dalam satu dulang) sebagai tradisi kearifan budaya lokal yang terus dijunjung tinggi dan tidak tergerus oleh perkembangan modernisasi.
Acara yang paling ditunggu – tunggu adalah pengajian umum yang disampaikan oleh TGH L Supardan Kholil, S.Ag., dan dalam kesempatan baik ini pula Beliau Tuan Guru banyak menyampaikan pentingnya menjaga Akhlak dan beradaptasi dengan kemajuan zaman ,hal ini juga banyak menekankan perhatian orang tua dirumah untuk membatasi penggunaan HP yang sekiranya dapat memberi dampak negatif namun harus banyak memberi dampak manfaat, sehingga sebagai orang tua terus memberikan pengawasan serius terhadap perkembangan dan pertumbuhan anaknya dirumah ,dari rangkaian acara demi acara selanjutnya Doa yang langsung dipimpin oleh Tuan Guru semoga kegiatan ini mendapatkan berkah dan barokahnya Amin Ya Robbal Alamin.
Acara selanjutnya tibalah sebagai acara hiburan untuk melepas segala penat dan pementasan dari berbagai jenis seperti Berbalas pantun, pementasan tari tarian, menyanyi, membaca puisi berantai dan bercerita atau dongeng rakyat dengan memakai bahasa sasak, dan sebagainya.dalam pementasan ini juga dapat memberi dampak manfaat artinya putra putri bangsa telah mampu menunjukkan kreatifitasnya dan keahlian serta kemampuan yang dimilikinya, Sebagai akhir atau penutup sekapur sirih Jangan pernah bosan dalam menuntut ilmu karena semakin tinggi ilmu yang dimiliki maka akan tinggi pula derajat serta martabat sebagai manusia yang diKaruniai anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.